Sinopsis Septihan: Sebuah Novel yang Mengusik Jiwa

Cloteh Media

Novel

Septihan: Sebuah Novel yang Mengusik Jiwa

Septihan, sebuah mahakarya sastra yang menggugah, merupakan novel yang ditulis oleh Ayu Utami, seorang penulis berbakat Indonesia. Diluncurkan pada tahun 2001, novel ini dengan cepat mendapat pengakuan kritis dan menjadi salah satu karya sastra Indonesia yang paling banyak dibaca.

Septihan mengeksplorasi tema-tema mendalam seperti identitas, cinta, dan kehilangan dalam latar sosial-politik Indonesia yang bergejolak pada masa Orde Baru. Novel ini dengan berani menyuarakan kritik terhadap rezim otoriter dan dampaknya terhadap individu, menjadikannya sebuah karya yang kontroversial sekaligus penting.

Tokoh-Tokoh Novel Septihan

Septihan berkisah tentang kehidupan tiga tokoh utama:

  • Laisa: Seorang mahasiswa Sastra Inggris yang cerdas dan idealis, berjuang menemukan jati dirinya di tengah gejolak politik.
  • Biru Laut: Seorang seniman dan aktivis yang penuh semangat, yang hidupnya dihantui oleh masa lalu yang tragis.
  • Johan: Seorang jurnalis yang berkonflik, terjebak antara idealisme dan pragmatisme.

Ketiga tokoh ini terikat oleh sebuah peristiwa masa lalu yang kelam, yang terus menghantui hidup mereka dan membentuk pilihan yang mereka buat.

Sinopsis Novel Septihan

Novel ini dimulai dengan Laisa yang berusaha mengungkap kebenaran tentang kematian ibunya, seorang jurnalis yang dibunuh karena tulisannya yang menentang pemerintah. Ketika investigasinya membawa dia lebih dekat ke rahasia keluarga, dia bertemu Biru Laut dan Johan, yang juga memiliki hubungan dengan masa lalu ibunya.

Seiring berjalannya cerita, hubungan antara ketiga tokoh utama menjadi semakin rumit. Laisa berjuang dengan perasaan cinta dan pengkhianatan saat dia menyadari kebenaran tentang orang yang dicintainya. Biru Laut tersiksa oleh rasa bersalah dan kebutuhan untuk menebus kesalahannya. Dan Johan dipaksa untuk menghadapi kegagalannya sendiri dan konsekuensi dari pilihannya.

Septihan mencapai klimaksnya dalam sebuah peristiwa dramatis yang mengungkapkan kebenaran tentang masa lalu dan dampak dari tindakan rezim represif. Novel ini berakhir dengan nada optimisme yang hati-hati, menyarankan kemungkinan penebusan dan penyembuhan, tetapi juga mengakui luka yang ditinggalkan oleh trauma.

Review Penonton/Pembaca Novel Septihan

Septihan telah menerima pujian kritis yang luas karena narasinya yang kuat, kompleksitas karakternya, dan relevansi politiknya. Pembaca memuji keberanian Ayu Utami dalam mengeksplorasi tema-tema tabu dan memberikan suara kepada orang-orang yang tertindas.

Novel ini telah diadaptasi menjadi film yang sukses dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Pengaruhnya dapat dilihat pada karya sastra Indonesia berikutnya dan tetap menjadi karya klasik abadi yang terus menantang dan menginspirasi pembaca.

Menarik Dibaca

Bagikan:

Cloteh Media

Media berbagi seputar Tips, Tutorial, Teknologi, Bisnis, Keuangan, dan lainnya yang dikemas informatif dan edukatif

Tags