Cloteh.com Jakarta — Polemik hubungan antara mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK), dan Lisa Mariana akhirnya menemukan titik terang. Tes DNA yang dilakukan membuktikan bahwa RK bukanlah ayah biologis dari anak Lisa, yang berinisial CA. Pengumuman resmi hasil tes ini mengakhiri spekulasi panjang yang sempat menghebohkan publik.
Kronologi Awal Kasus Lisa Mariana dan Ridwan Kamil
Kasus ini bermula dari pernyataan Lisa Mariana di media sosial yang mengklaim RK sebagai ayah biologis CA. Klaim tersebut kemudian dilaporkan RK ke Bareskrim Polri pada 11 April 2025 dengan tuduhan manipulasi informasi elektronik, perusakan data elektronik, dan pencemaran nama baik.
Laporan tersebut teregister dengan nomor LP/B/174/IV/2025. Di hari yang sama, Lisa Mariana mengadakan konferensi pers bersama kuasa hukumnya, kembali menegaskan klaimnya tersebut.
Sebagai tindak lanjut laporan tersebut, pihak kepolisian melakukan penyelidikan dan menyita sejumlah barang bukti, termasuk dokumen elektronik, sampel suara RK, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.
Puncaknya, pada 7 Agustus 2025, tes DNA dilakukan terhadap RK, Lisa Mariana, dan CA. Sampel darah dan vocal swab diambil oleh tim penyidik bersama tim Pusdokkes Polri. Sampel tersebut kemudian diperiksa di Biro Laboratorium Pusdokkes Polri untuk memastikan hubungan genetik antara RK dan CA.
Hasil Tes DNA Ridwan Kamil Diumumkan
Hasil pemeriksaan DNA yang diumumkan pada 20 Agustus 2025 secara resmi menyatakan bahwa RK bukanlah ayah biologis CA. Brigjen Sumy Hastry Purwanti, Karo Labdokkes Pusdokkes Polri, menjelaskan bahwa analisis profil DNA menunjukkan kecocokan antara separuh DNA CA dengan DNA Lisa Mariana.
Namun, tidak ditemukan kecocokan antara DNA CA dan DNA Ridwan Kamil. “Separuh profil DNA CA lainnya tidak cocok dengan separuh profil DNA Muhammad Ridwan Kamil,” tegas Brigjen Sumy.

Reaksi Lisa Mariana terhadap pengumuman hasil tes DNA tersebut cukup mengejutkan. Melalui siaran langsung di akun TikTok pribadinya, @lisamariana, ia terlihat menangis dan marah. Bahkan sebelum pengumuman resmi, ia sudah menunjukkan reaksi negatif dan melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial kepada netizen yang berkomentar mengenai kemungkinan hasil negatif. Pernyataan-pernyataan tersebut bahkan bernada makian dan penuh emosi.
Lisa Mariana terlihat mengikuti pengumuman hasil tes DNA melalui siaran televisi. Tangis dan kemarahannya semakin memuncak setelah pengumuman resmi. Ia melontarkan berbagai tuduhan kepada RK dengan nada tinggi, bahkan menggunakan kata-kata kasar. Beberapa komentarnya antara lain berisi tuduhan yang tidak masuk akal dan dilontarkan dalam keadaan emosi.
Di sisi lain, pihak Ridwan Kamil, melalui kuasa hukumnya, Muslim Jaya Butarbutar, meminta agar publik menghentikan segala spekulasi dan perdebatan yang mengaitkan RK dengan anak Lisa Mariana. Muslim menegaskan bahwa hasil tes DNA yang telah diumumkan secara resmi dan transparan tersebut sudah cukup untuk mengakhiri polemik ini. Ia menekankan bahwa hasil tes DNA dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan objektif.

Muslim Jaya Butarbutar juga menyatakan bahwa ia belum berkomunikasi langsung dengan RK terkait hasil tes DNA. Ia menduga RK telah mengetahui hasil tersebut melalui pemberitaan media. Muslim berharap masyarakat dapat menerima hasil tes DNA dan menghentikan segala bentuk spekulasi lebih lanjut. Ia menekankan pentingnya bagi semua pihak untuk dapat move on dan menjalani kehidupan yang lebih baik.
Kesimpulannya, hasil tes DNA telah secara resmi menutup kasus ini. Bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa Ridwan Kamil bukan ayah biologis dari anak Lisa Mariana. Meskipun reaksi Lisa Mariana cukup emosional, pihak Ridwan Kamil berharap agar publik dapat menerima hasil tersebut dan menghentikan segala spekulasi yang beredar di media sosial maupun media lainnya. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial dan menyebarkan informasi, khususnya informasi yang bersifat sensitif dan dapat berdampak pada reputasi orang lain.
Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya verifikasi informasi sebelum disebarluaskan. Pernyataan-pernyataan di media sosial, terutama yang menyangkut kehidupan pribadi seseorang, haruslah didasari fakta dan bukti yang valid.
Penyebaran informasi yang tidak akurat dapat menimbulkan dampak negatif yang serius, baik bagi individu yang terlibat maupun bagi masyarakat luas. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua dalam menggunakan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab.
Perlu diingat bahwa tes DNA yang dilakukan merupakan proses ilmiah yang kredibel dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk menghormati hasil tersebut dan menghindari spekulasi atau interpretasi yang tidak berdasar. Mari kita fokus pada upaya untuk menciptakan lingkungan online yang lebih sehat dan bertanggung jawab, di mana informasi yang disebarluaskan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ke depan, diharapkan akan ada peningkatan kesadaran publik tentang pentingnya akurasi informasi dan etika dalam penggunaan media sosial. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ruang digital yang lebih positif dan konstruktif, di mana informasi yang disebarluaskan didasarkan pada fakta dan bukti yang valid, serta menghormati privasi dan reputasi orang lain. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk selalu mengedepankan kebenaran dan keadilan dalam setiap tindakan kita di dunia digital.



